Peran Guru Agama dalam Menanamkan Moderasi Beragama

Rana Farras Irmi

Abstract


Islam menghimbau para pendukungnya untuk tawasuth, yang memiliki makna ditengah, seimbang, tidak inklusif, dan tidak ekstrim. Gagasan tawasuth ini sangat penting untuk keseimbangan yang ketat dan harus ditanamkan pada siswa sehingga seorang siswa mempunyai sikap moderat dalam kehidupan masyarakat dan negara. Moderasi beragama sangat penting di tengah kebhinekaan Indonesia dan harus diajarkan kepada siswa agar kelak menjadi pribadi yang rukun, penyayang, dan toleran.Perlu ditumbuhkan dan dikuatkan keterlibatan para guru agama dalam mendidik para peserta didiknya tentang hakikat tawasuth. Substansi materi ajaran Islam yang ditekankan dengan pemahaman kehangatan kasih sayang, cinta kasih bersama, kepedulian bersama, dan tolong menolong dalam kebaikan. Karena dengan membudidayakannya, siswa dapat melakukannya dalam rutinitas siswa yang biasa. Artikel ini berbicara tentang peran guru agama dalam menanamkan moderasi beragama. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis isi (content analysis).Kata Kunci: Moderasi, Islam, dan Guru.

Full Text:

PDF

References


Akhmadi, Agus. 2019. “‘Moderasi Beragama Dalam Keragaman Indonesia.’ Inovasi 13.2.” 2019.

Ariyanto, Bambang. 2014. “Peningkatan Perilaku Islami Anak Usia Dini Melalui Metode Karyawisata.” Jurnal Pendidikan Usia Dini 8.2, 230.

Biyanto. 2015. “Urgensi Plurarisme.” Kedaulatan Rakyat. 2015.

Claudia Eliason, Dkk. 2008. A Pratical Guide To Early Childhood Curriculum, Eighth Edition. Columbus, Ohio: Pearson Merrill Prentice Hall.

Edi, Ah.Iyubenu. 2015. “Hate Speech Dalam Kacamata Islam.” Kedaulatan Rakyat. 2015.

Fauzi, Ahmad. 2018. Moderasi Islam, Untuk Peradaban Dan Kemanusiaan. Jurnal Islam Nusantara 2.2.

H.A.R. Tilaar. 2003. Multikulturalisme Tantangan Global Masa Depan Dalam Transformasi Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo.

Imansjah Alpandie. 1984. Didaktik Metodik. Surabaya: Usaha Nasional.

Jasin, Maskoeri. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

“Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.” n.d.

Kementrian Agama RI. 2019. Moderasi Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI.

Muhammad Sulton Fatoni. 2017. Buku Pintar Islam Nusantra. Tanggerang Selatan: IIMaN.

https://tafsirweb.com/598-surat-al-baqarah-ayat-143.html.

https://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi.

https://jagad.id/pengertian-diskusi-macam-jenis-fungsi-manfaat-dan-tujuan/ diakses pada tanggal 19 Juli 2023.

Nurkholis Majid. 2001. “Pluralitas Agama: Kerukunan Dalam Kergaman.” Jakarta: Kompas Nusantra. 2001.

Ramayulis. 1994. Metodologi Pengajaran Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung: Alfabet. Cet.14.

Tarmidzi Tohor. n.d. “Pentingnya Mpoderasi Beragama.” https://bimasislam.kemenag.go.id/post/opini/pentingnya-moderasi-beragama.

Tribujogja. n.d. “No Title.” Senin, 16 November 2015.

Undang-Undang Pemerintah Nomor 2 Tahun 1989. n.d.

Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo. 2011. Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Remaja Rodakarya.

UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. n.d. Jakarta: Lembaran Negara, 8 Juli 2003.

Yakin, Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural; Cross-Culture Understanding Untuk Demokrasi Dan Keadilan. Yogyakarta: Pilar Media.

Yesi Indah. n.d. “Menanamkan Moderasi Beragama Di Era Digital.” https://www.kompasiana.com/yesiindah/5f5472ced541df0a724d2252/menanamkan-moderasi-beragama-di-era-digital.

Zakiyuddin Baidhawy. 2005. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta: Earlangga.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Book Chapter of Proceedings Journey-Liaison Academia And Society ini diterbitkan oleh:

Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen (LEMKOMINDO).

e-ISSN: 2829-6036

p-ISSN: 2829-565X