Hijrah dan Pembentukan Civil Society

Dedi Iskandar Batubara, Muhammad Rahmat

Abstract


Jika melihat data dan fakta sosio-geografis, tidak ada yang bisa membantah Indonesia sebagai salah satu negara paling majemuk dan heterogen. Dengan luas mencapai 8.3 juta kilometer persegi, Indonesia punya 17.499 pulau, dihuni oleh 273.8 juta jiwa, 300 kelompok etnik, 1.340 suku bangsa, 742 bahasa daerah, dan 6 agama resmi yang diakui negara. Data ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-2 negara dengan bahasa daerah terbanyak di dunia. Hanya kalah dari Papua Nugini yang punya 840 bahasa daerah. Indonesia juga berada di posisi ke-2 sebagai negara dengan keragaman suku di dunia. Hanya kalah dari India yang punya 2.000 kelompok etnis. Dengan tingkat heterogenitas yang begitu tinggi di semua aspek kehidupan, wajar jika diskursus tentang multikulturalisme tetap aktual untuk didiskusikan. Apalagi realitas muttakhir menunjukkan bahwa Indonesia berada dalam kegamangan peradaban. Ketika negara-negara yang secara tegas mengklaim sebagai kapitalis, komunis, dan Islamis berkompetisi meretas kemajuan, Indonesia justru terkesan masih sibuk mencari formula yang paling tepat yang bisa membuncahkan semua potensi bangsa.  Pancasila memang telah ditetapkan sebagai dasar negara, dan sudah terbukti bisa dijadikan sebagai titik temu sekaligus pemersatu semua identitas dan kepentingan. Tapi ibarat rumah, persatuan hakikatnya adalah pondasi yang menempati posisi terbawah pada suatu bangunan. Menyelesaikan pembuatan pondasi, bukan berarti sudah menyelesaikan pendirian bangunan. Tapi baru menuntaskan tahapan pertama saja. Masih banyak tahapan lain yang harus dilakukan. Dalam konteks ini kita bisa meneladani sejarah hijrah Rasulullah Saw. dari Mekah ke Yatsrib atau Madinah. Langkah pertama yang beliau lakukan adalah mempersatukan Anshar dan Muhajirin.Kata Kunci: Hijrah; Pembentukan; Civil Society

Full Text:

PDF

References


Goldfarb, J. Beyond Glasnost, The Post Totalitarian Mind. Chicago: University of Chicago Press, 1989.

Hikam, Muhammad AS., Demokrasi dan Civil Soceity, Jakarta: LPES, 1996.

Ishak, Otto Syamsuddin, Dari Maaf ke Panik Aceh, Cordova, tk, 2000.

Pulungan, J. Suyuthi, Prinsip-prinsip Pemerintahan dalam Piagam Madinah, Jakarta:Raja Grafindo Persada, 1994.

Raharjo, M. Dawam, Intelektual, Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa, Bandung: Penerbit Mizan, 1999.

Schultz, Duane, Growth Psychology, Model of The Healthy Personality. New York: D.Van Nostrand Compani, 1977.

Sudarsono, Juwono, Fostering Demicratic Living: The Roles of Government and Provate Agenscies, Bandung, 1990.

Surjadi, A. School and Community Civic Education, Bandung: tp, 1999.

Tebba, Sudirman, Islam Orde Baru: Perubahan Politik dan Keagamaan, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, t.t.

Ubaidillah, A., et al. Pendidikan Kewargaan (Civic Education), Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani, Jakarta, IAIN Jakarta Press, 2000.

Undang-Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pelaksanaannya, Jakarta: Sinar Grafika, 1992.

Umara, Akram Dhiyauddin, Masyarakat Madani: Tinjauan Historis Kehidupan Zaman Nabi. Jakarta: Gema Insani, 1999.

Winatapura, Udin S., Apa dan Bagaimana Pendidkan Kewarga negara an: Menuju Suatu Paradigama Baru, Makalah disamapaikan pada Work Shop Civic

Education IAIN dan STAIN seluruh Indonesia di Bogor, 5-19 Agustus 2001.




DOI: https://doi.org/10.58939/afosj-las.v3i3.620

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

AFoS J-LAS (All Fields of Science Journal Liaison Academia and Sosiety)

Jurnal Penelitian berbagai bidang ilmu.
Publisher: Lembaga Komunikasi dan Informasi Dosen (LEMKOMINDO) https://lemkomindo.org/


e-ISSN. 2776-2408 ; p-ISSN 2798-9267 

 Jurnal is licensed under CC BY-NC-SA 4.0